Senin, 17 Juni 2013

Gara-gara Teks Pidato


Seorang yang baru saja terpilih menjadi anggota dewan agak terkejut ketika mendapat tugas untuk memberikan sambutan pada sebuah acara peresmian proyek di kantor gubernur. Dia merasa kurang begitu mahir dalam bidang yang sedang digarap, padahal di lingkungan anggota dewan dia kebagian jatah bertugas di bidang itu. Untung saja dia punya banyak staf ahli yang pintar-pintar. Segera saja dia suruh para staf ahli membuatkan teks pidato.
Baiklah acara dimulai. Sambutan berikutnya atas nama anggota dewan. Kepada beliau dipersilakan!
Siang itu hujan deras. Si anggota dewan membaca teks pidato: "Bapak-bapak ibu-ibu, pada siang yang cerah ini..." Dia berhenti sejenak, sepertinya ada yang salah, tapi tak apalah sudah terlanjur, pidato diteruskan saja.
Pidato yang disampaikannya begitu panjang sampai menyita waktu hampir satu jam, sebuah kebiasaan yang tidak umum di acara-acara resmi gubernuran. Para hadirin pun kelihatannya sudah bosan, tapi dengan enaknya dia mengatakan: "Demikianlah sambutan singkat saya atas nama anggota dewan," sama persis seperti dalam teks tanpa merasa bersalah sedikitpun. Para hadirin saling pandang tapi merasa lega pidato sudah diakhiri.
Nah, payahnya lagi, di akhir pidato ia pun membacakan satu baris teks yang masih tersisa setelah salam penutup: "NB: Coret yang tidak perlu."

Rokok Kiai


Di satu pesantren di Jombang, Jawa Timur, santri-santri dilarang merokok. Dan mbah kiai pengasuh pesantren tidak segan-segan memberikan takzir (hukuman) setimpal pada santri yang melanggar. Namun ada saja santri nakal yang melakukan pelanggaran.

Beberapa gelintir santri yang tidak tahan ingin merokok mencari-cari kesempatan di malam hari, pada saat gelap di sudut-sudut asrama atau di gang-gang kecilnya, atau di tempat jemuran pakaian atau di pekarangan kiai.

Satu malam seorang santri perokok ingin melakukan aksinya. Ia bergegas ke kebun blimbing. Ia dekati seorang temannya di kejauhan sedang menyalakan rokok.

"Kang, join rokoknya ya..." katanya sambil menyodorkan jari tengah dan telunjukknya.

Temannya langsung menyerakan rokok yang dipegangnya.

Santri perokok langsung mengisapnya. "Alhamdulillah, nikmatnya..." katanya. Diteruskan dengan isapan kedua.

Rokok semakin menyala, dan... dalam gelap dengan bantuan nyala rokok itu lamat-lamat ia baru sadar siapa yang sedang dimintainya rokok. Namun santri belum yakin dan diteruskan dengan isapan ketiga... Rokok semakin meyala terang.

Ternyata... yang dia mintai rokok adalah kiainya sendiri. 

Santri kaget dan ketakutan. Dia langsung kabur. Lari tunggal langgang tanpa sempat mengembalikan rokok yang dipinjamnya.

Sang kiai marah besar: "Hei rokok saya jangan dibawa, itu tinggal satu-satunya, kang..." <

Lebih Besar dari Kuburan


KH Ali Maksum dikenal sangat dekat dengan para santrinya. Sekitar 2000 santri, beliau mengenal namanya, bahkan sampai daerah asalnya.  Karena begitu dekatnya, semua santri merasa menjadi santri kesayangan beliau. Kalaupun Mbah Ali marah, santri justru senang, karena mendapatkan perhatian dari sang kiai.

Kedekatan Mbah Ali dengan santri ternyata bukan saja terjadi di pondok saja. Ketika santri sudah pulang di rumah, kedekatan itu masih sangat terasa. Ini dikarenakan kegemaran Mbah Ali dalam silaturrahim. Ketika sampai daerah tertentu, Mbah Ali selalu menyempatkan mampir ke rumah para santrinya. 

Ada rasa bangga buat seorang santri ketika rumahnya dirawuhi kiainya. Tetapi ada seorang santri Krapyak yang justru enggan ketika Mbah Ali mau silaturrahim. Namanya Zainuri. Selepas nyantri di Krapyak, ia berpetualang di Jakarta. 

Setelah menghadiri suatu acara di Jakarta, saat itu Zainuri menemui Mbah Ali. Saat itu Mbah Ali mau mampir ke kontrakan Zainuri.

“Aku mau mampir ke tempatmu,” kata Mbah Ali.

Mboten (tidak). Kiai tidak usah ke tempat saya. Tempat saya sangat sempit,” jawab Zainuri. 

Zainuri yang kosnya sangat kecil merasa malu kalau kiainya mampir. Zainuri takut tidak bisa menyediakan tempat layak buat kiai tercintanya. 

“Wes, aku pengen mampir ke tempatmu,” tegas Mbah Ali. 

Zainuri sudah tidak bisa berkata apa-apa. Ini dawuh kiai. Dengan perasaan yang gelisah, akhirnya Zainuri manut saja dengan dawuh kiainya. Sesampai di kos, Zainuri mempersilahkan Mbah Ali untuk masuk kosnya yang sangat kecil. 

“Ini  kiai, kos saya sangat kecil.” 

“Ini besar, tidak kecil. Kan lebih besar dari pada kuburan.” 

Mbah Ali tertawa bersama Zainuri. Dalam hati, Zainuri sangat bangga, karena kiainya selalu memberikan nasehat yang teduh buat hidupnya. 

Kisah ini diceritakan oleh Ibu Nyai Ida Rufaida, putri alm. KH Ali Maksum di acara peringatan haul ke-24 di Krapyak. (Rokhim Bangkit)

Nonton ‘Sang Kiai’ Tiga Kali


Pemutaran film “Sang Kiai” benar-benar menyedot animo dari kaum Nahdilyyin. Ada salah satu pengurus NU Jateng yang sampai nonton film tersebut 3 kali. Banyak sahabatnya begitu heran, dan bertanya apa alasannya menonton sampai sebanyak itu?
Sebagian ada yang mengira mungkin angka tiga itu sunah nabi? Ada pula yang berpendapat dia sangat mengidolakan KH Hasyim Asy’ari yang menajdi tokoh utama dalam film itu. Namun setelah ditanyakan, semua tebakan sahabat-sahabatnya keliru. Ia punya jawaban lain, atas misteri nonton tiga kali ini?
“Ya simpel saja mas, karena tiga kali itu saya nontonnya gratis semua,” jawabnya sambil tersenyum. (Ajie Najmuddin)

Isra' Mi'raj dan Konferensi Kutu Sedunia


Mbah Ali Maksum, semasa hidupnya terkenal sebagai seorang kiai dengan segala kelucuannya. KH Asy’ari Abta, Rais Syuriah PWNU DIY, menyampaikan argumen Mbah Ali saat menampik orang-orang yang tidak percaya terhadap perjalanan kilat Nabi Muhammad SAW yang lebih dikenal dengan Israj Mi’raj.
“Anda tidak percaya bahwa kutu Indonesia saja bisa sampai ke Amerika. Lho bagaimana caranya kutu yang tidak bisa terbang sampai ke Amerika?”
“Bisa saja kutu itu menempel di tubuh orang yang akan berangkat ke Amerika. Ketika sampai di hotel, kutu itu turun dari tubuh orang tadi. Di hotel, kutu tersebut akhirnya bertemu dengan kutu dari Jepang, Korea, Belanda dan Amerika. Jadilah kemudian mereka melakukan Konferensi Kutu Sedunia,” ujar KH. Asy’ari Abta disambut gelak tawa hadirin yang datang dalam peringatan Is’raj Mi’raj Nabi Muhammad Kamis (6/6) di Pesantren Krapyak. (Rokhim Bangkit)

Kalah dari Vietnam, Internet Indonesia Harus "Ngebut"



JAKARTA, KOMPAS.com — Meski jumlah pengguna internet di Indonesia melebihi 60 juta, Indonesia belum penuhi target 50 persen penduduk sesuai Rencana Induk Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang disepakati 10 negara Asia Tenggara. Untuk itu, perlu program percepatan untuk menghadapi ASEAN Connectivity 2015.


Hal ini dilontarkan Direktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza yang juga Ketua Pelaksana The Second ASEAN Chief Information Officer (CIO) Forum, Selasa (11/6/2013), di Jakarta.



Tahun 2012, jumlah pengguna internet di Indonesia ada 62,5 juta orang, kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Ashwin Sasongko. Jumlah ini 27 persen dari total jumlah penduduk remaja hingga dewasa.



Dalam forum itu, terungkap keterhubungan penduduk Indonesia pada layanan internet lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam yang mencapai 30,5 juta orang (38 persen penduduk).



Menurut Hammam, untuk meningkatkan akses penduduk pada layanan internet hingga 50 persen, diperlukan program percepatan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dalam dua tahun mendatang. Selain konektivitas, yang perlu dibenahi adalah peningkatan keamanan lalu lintas dan transaksi data, serta memperkuat kelembagaan dan peningkatan kemampuan CIO.



Ashwin mengakui, pembangunan jaringan telekomunikasi kurang menjangkau kawasan timur Indonesia. Saat ini, jaringan kabel serat optik dari program Palapa Ring mencapai 36.000 kilometer melewati 440 kabupaten.



Untuk meningkatkan konektivitas internet terutama di daerah, kata Ashwin, diterapkan sistem satelit berbasis Very Smart Aperture Terminal (VSAT) berkapasitas hingga 512 kilobit per detik. Selain itu, diluncurkan Pusat Layanan Informasi Kecamatan (PLIK) dan Mobil PLIK.



Rendahnya pencapaian TIK di Indonesia tecermin pada indeks e-government, koneksi internet, atau komputer di lingkungan pemerintah. Di tingkat global, Indonesia berada di urutan ke-57 dan di ASEAN di peringkat keenam.



E-government akan ditingkatkan karena dapat meningkatkan efisiensi anggaran, pengawasan keuangan, dan diperlukan untuk reformasi birokrasi. (YUN

Asal Usul Nama Google dan Fakta Unik Lainnya



KOMPAS.com — Ada banyak cerita dan pemberitaan media yang menarik seputar Google. Namun ternyata, masih ada fakta-fakta unik yang belum diketahui oleh banyak orang tentang perusahaan tersebut. Fakta-fakta tersebut ditampilkan dalam situs tanya jawab Quora. Berikut beberapa fakta unik yang menarik.

Nama Google lahir karena "kecelakaan". Sejarah Google dimulai dari proyek yang dikerjakan oleh Larry Page dan Sergey Brin pada 1996. Saat itu, kedua mahasiswa pascasarjana di Stanford University itu berkolaborasi mengembangkan mesin pencari bernama BackRub, yang dioperasikan menggunakan server di kampus mereka. 

Pada 1997, Larry dan Sergey mengganti nama BackRub menjadi Googol. "Googol" merupakan istilah matematika untuk angka 1 yang diikuti oleh 100 angka nol. Nama ini diambil untuk menjelaskan misi Google sebagai gudang informasi tak terbatas di internet. 

Akan tetapi, para investor rupanya salah mengeja nama Googol menjadi Google, dan telanjur menuliskannya dalam cek. Hal itu membuat Brin dan Page akhirnya "mentok" menggunakan nama Google untuk mesin pencari mereka.

Google merupakan salah satu perusahaan digital yang gencar mengakuisisi startup yang berpotensi. Di antaranya, YouTube, Android, Motorola Mobility, Pyra Labs yang mengembangkan Blogger, serta Keyhole Inc yang melahirkan layanan Google Maps dan Google Earth. 

Hingga kini, sudah ada ratusan startup (perusahaan rintisan) yang diakuisisi oleh Google. Sejak 2010, jika dirata-rata, maka Google telah mengakuisisi lebih dari satu perusahaan setiap minggu.

Halaman muka Google tampil bersih sejak kali pertama beroperasi karena dulu kedua pendirinya tidak menguasai HTML. Page dan Brin juga menginginkan mesin pencari dengan antarmuka yang ringkas. Karena itu, pencarian melalui Google dibuat sederhana. Pengguna cukup menekan tombol Enter setelah memasukkan kata kunci pencariannya. 

Hingga kini, tampilan homepage Google yang bersih, hanya menampilkan logo dan kotak pencarian, tetap dipertahankan.

Masih ada fakta-fakta menarik lainnya. Indeks pencarian Google memiliki ukuran raksasa, yakni lebih dari 100 juta gigabyte. Dengan kata lain, butuh lebih dari 100.000 hard disk personal berukuran 1terabyte untuk menyimpan indeks pencarian itu. 

Untuk menampilkan informasi pada aplikasi Street View yang merupakan bagian dari Google Maps, jika ditotal, maka Google telah memotret jalan sepanjang 5 juta mil atau 8,046 juta km. 

Pada tahun 2012, Google telah menemukan lebih dari 30 triliun URL unik di web. Coba bandingkan dengan jumlah URL unik pada tahun 2008, yang hanya berjumlah 1 triliun! 

Satu lagi fakta unik tentang Google. Perusahaan ini dikenal sebagai perusahaan digital paling besar dan paling penting di dunia. Namun ternyata, masih ada kesalahan kode di halaman muka Google. Kalau tidak percaya, sila cek tautan ini.

Mengapa Internet di Indonesia Lambat?




KOMPAS.com — Pengembangan jaringan telekomunikasi kanal lebar berbasis kabel serat optik telah dicanangkan sejak 1996 melalui Program Nusantara 21. Namun, program itu terhenti sebelum masuk abad ke-21.

Kebijakan yang tak konsisten ini menyebabkan Indonesia kini tertinggal dalam layanan telekomunikasi di kawasan ASEAN serta masih menghadapi masalah kesenjangan layanan informasi dan komunikasi.

Menurut Setyanto P Santosa, Ketua Umum Masyarakat Telekomunikasi Indonesia, posisi negara ini menurun dari posisi pertama pada era 1970 hingga 1980-an menjadi di bawah empat negara, yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Dalam jumpa pers awal pekan ini tentang rencana penyelenggaraan ASEAN Chief Information Officer Forum II yang akan diselenggarakan di Jakarta pada Juni mendatang, Setyanto mengatakan, dalam penyediaan layanan telekomunikasi, Indonesia mengandalkan jaringan nirkabel, yaitu sistem seluler dan satelit. Padahal, jenis prasarana telekomunikasi ini lebih rendah dalam hal kualitas dan kecepatan penyampaian sinyal dibandingkan sambungan kabel serat optik.

Jaringan telekomunikasi di Indonesia, ujar mantan Direktur Utama PT Telkom Indonesia itu, 95 persen berupa telekomunikasi nirkabel dengan kualitas sambungan yang buruk. 

”Dengan sarana ini, komunikasi suara saja buruk, apalagi data, gambar, dan video,” ujar Setyanto.

Seharusnya, menurut dia, Indonesia mengikuti tren pengembangan telekomunikasi yang terjadi di dunia. Layanan telekomunikasi di negara maju, 60 persen menggunakan kabel serat optik. Teknologi itu memiliki beberapa kelebihan, antara lain bebas gangguan, berkecepatan tinggi, dan berkapasitas tinggi.

Masalah layanan telekomunikasi ini akan menjadi salah satu bahasan dalam forum tersebut. Selain itu, juga akan dibicarakan tentang penerapan satu sistem operasi (platform) yang akan dipakai di kawasan ASEAN.

Dalam hal ini akan dibahas kembali program ASEAN Go Open Source, yang pernah dicanangkan beberapa tahun lalu, kata Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Hammam Riza. (YUN)

Kata "Tweet" Resmi Masuk Kamus



KOMPAS.com - Kata tweet kini masuk dalam kamus Oxford English Dictionary (OED) edisi terbaru. Kata ini menambah jajaran kosakata yang diambil dari dunia internet, setelah sebelumnya pihak pengelola OED memasukkan beberapa kata lain yang berkaitan dengan teknologi.


John Simpson, Chief Editor OED, mengumumkan penambahan kata tweet ini pada update OED bulan Juni. Kata tersebut nantinya akan berfungsi sebagai verb (kata kerja) dan noun (kata benda).



Kata tweet sendiri sebenarnya sudah ada di dalam kamus sejak tahun 1851. Selama ini, kata tersebut diartikan sebagai kicauan burung. Kini, terdapat beberapa penambahan arti baru, termasuk "membuat sebuah posting di layanan jejaring sosial Twitter" dan "menggunakan Twitter secara reguler atau sering". 



Ironisnya, seperti dikutip dari All Things D, Senin (17/6/2013), kata retweet yang juga memiliki keterkaitan dengan dunia Twitter sudah lebih dulu masuk kamus sejak tahun 2011. Simpson tidak memberi penjelasan mengapa kata retweet dan tweet tidak dihadirkan bersamaan.



Retweet merupakan kata kerja yang berarti melanjutkan pesan di layanan microblogging Twitter.



Lebih lanjut, Simpson mengatakan bahwa penambahan kata tweet ini sebenarnya melanggar salah satu peraturan OED.



"Sebuah kata harus sudah eksis selama 10 tahun sebelum dipertimbangkan masuk kamus. Namun, kata ini (tweet)  tampaknya semakin populer," kata Simpson.



Selain tweet dan retweet, pihak pengelola OED telah memasukkan berbagai kata lain yang berhubungan dengan dunia maya dan teknologi. Tercatat, terdapat kata big data, mouseover, e-reader, sexting, dan juga cyberbullying di dalam kamus yang awalnya disusun oleh dua bersaudara Henry dan George Fowler tersebut.

Ramadan, Arab Saudi Mau Blokir WhatsApp



KOMPAS.com - Tak lama setelah mengancam bakal memblokir WhatsApp beberapa waktu lalu, pemerintah Arab Saudi kembali mengumumkan rencananya menutup layanan pesan instan itu dalam waktu dekat.

Gubernur Komisi Komunikasi dan Teknologi Informasi (CITC) Arab Saudi Adbullah Al-Darrab mengatakan, kemungkinanan besar WhatsApp sudah akan diblokir sebelum dimulainya bulan suci Ramadan, 9 Juli mendatang.

"Kami telah menghubungi WhatsApp dan platform komunikasi sejenis lainnya untuk meminta kerjasama mereka dengan operator seluler Saudi, tapi sejauh ini belum ada hasilnya," ujar Al-Darrab pada Arab News, seperti dikutip oleh Reuters.

Maret lalu, CITC mengumumkan bahwa layanan semacam Viber, Whatsapp, dan Skype melanggar hukum lokal. Tidak dijelaskan pelanggaran seperti apa yang dimaksud, tetapi media setempat berspekulasi bahwa pemerintah Arab Saudi ingin memonitor layanan-layanan tersebut.

Seperti Viber yang sudah diblokir lebih dahulu minggu lalu, layanan WhatsApp sulit dimonitor oleh pemerintah Arab Saudi dan mengurangi pendapatan operator seluler di negeri itu dari panggilan internasional dan SMS. 

Dua hal tersebut merupakan sumber pemasukan besar bagi operator seluler di Arab Saudi yang ditempati oleh sekitar sembilan juta ekspatriat. Para pekerja asing ini semakin sering memakai layanan berbasis internet seperti Viber untuk berkomunikasi dengan rekan atau saudara di negeri lain. 

Arab Saudi terlihat berusaha memperketat kontrol atas ruang cyber seiring dengan meningkat pesatnya angka penggunaan internet dan smartpone. 

Pada akhir 2012, CITC mencatat penetrasi mobile di Arab Saudi sebesar 188 persen, sementara jumlah pelanggan internet mencapai 15,8 juta. Rata-rata pengguna internet di Arab Saudi setiap harinya menonton video online tiga kali lebih banyak dibanding pengguna di Amerika Serikat, menurut keterangan dari YouTube.

Selain WhatsApp, layanan komunikasi lain yang juga terancam diblokir di Arab Saudi adalah Skype.
Logo Design by FlamingText.com Logo Design by FlamingText.com